I. Latar Belakang
Pembangunan
sektor perikanan merupakan bagian intergral dan pembangunan nasional yang
diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup nelayan, serta membuka
peluang untuk meningkatkan dan memperluas lapangan kerja. Pembangunan perikanan
meliputi dua aspek yaitu aspek fisik menyangkut pembangunan prasarana dan
sarana perikanan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, dan aspek
manusia menyangkut peningkatan kesejahteraan nelayan yang lebih adil dan
merata.
Pembangunan
perikanan pada hakeketnya adalah pemanfaatan sumber daya alam yang
berkesenambungan dengan maksud untuk meningkatkan taraf hidup nelayan. Untuk
meningkatkan produksi tangkapan tersebut dilakukan dengan cara mengusahakan
unit penangkapan yang lebih produktif (Dahuri
dkk, 2008).
Menurut Dahuri (2002), Indonesia merupakan
negara kepulauan yang memiliki sumberdaya perikanan yang bernilai ekonomis
tinngi. Sumberdaya perikanan tersebut perlu dikelola dan dimanfaatkan secara
berkesenambungan bagikesejahteraan masyarakat.
Luas
Provinsi Maluku yang dikenal dengan Provinsi kepulauan adalah 712.419,69 yang
terdiri dari luas laut 658.294,69 km2 (92,4 %) dan luas daratan
58.185 km2 (7,6%), memiliki potensi perikanan sebesar 1.640.160 ton
per tahun berdasarkan hasil kajian Badan Riset Kelautan dan Perikanan bekrja
sama dengan Pusat Penelitian dan Pembangunan Oceanologi Lembaga Ilmu
pengatahuan Indonesia (LIPI) tahun 2001.
Salah satu
alat tangkap yang kebanyakan digunakan oleh nelayan di Maluku adalah purse
seine. Menurut Sudirman dan Maulana
(2000), purse seine/jaring
lingkar atau pukat cincin adalah alat (gear)
yang digunakan dalam operasi penangkapan. Alat tangkap ini sangat produktif
dalam menciptakan lapangan pekerjaan, serta memberikan peluang untuk berusaha.
Secara umum usaha perikanan laut (usaha perikanan tangkap) dihadapkan dengan
masalah ketidakpastian produksi, penggunaan investasi dan biaya operasional
yang relatif tinggi sehingga dalam pencapaian keberhasilan secara komperhensif
pada usaha yang dijalankan perlu diterapkan manajemen secara baik guna mencapai
tujuan yang diharapkan. Produksi yang dihasilkan selain dijual juga dikonsumsi
oleh rumah tangga nelayan (subsistence).
I.
Tujuan
Adapun tujuan sebagai berikut :
- Mendeskripsikan konsep manajemen dalam usaha perikanan purse seine di negeri Haria.
- Menganalisis konsep usaha perikanan purse seine di negeri Haria.
II.
Manfaat
- Sebagai sumber informasi yang aktual bagi nelayan terutama nelayan pemilik dalam mengelola usahanya ke depan.
- Sebagai bahan informasi dalam pengembangan ilmu, khususnya di bidang agrobisnis perikanan.
- Sebagai bahan informasi bagi para usaha perikanan purse seine agar bisa memperbaiki kehidupannya.
III.
Kajian Teoritis
Purse seine atau jaring lingkar atau pukat cincin
adalah alat (gear) yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis. Prinsip
menangkap ikan dengan purse seine adalah melingkar gerombolan ikan dengan
jaring sehingga jaring tersebut membentuk dinding vertikal dan gerakan ikan
kearah horizontal dapat mencegah ikan lari kearah bawah seperti juga ada alat
penangkapan ikan lainnya, maka suatu unit purse seine terdiri dari jaring kapal
dan alat bantu seperti roller, ecosounder, lampu dan sebagainya. Purse seine
juga disebut dengan pukat cincin karena alat tangkap ini dilengkapi dengan
cincin dimana tali cincin atau tali kerut terdapat didalamnya. Fungsi cincin
atau tali kerut sangat penting terutama dalam pengoperasian jaring, karena
dengan adanya tali kerut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk
setelah akhir dari penangkapan (Sudirman
dan Mallawa, 2000).
Pada umumnya dalam pengoperasian purse
seine dikenal dua teknik penangkapan (Sudirman dan Mallawa, 2000).
- Purse seine dioperasikan dengan mengejar gerombolan ikan, hal ini biasanya dilakukan pada siang hari.
- Menggunakan alat bantu penangkapan sepeti rumpon, cahaya, fish-finder.
Hal ini dapat dilakukan pada siang hari atau malam
hari.
Purse seine dapat dibedakan atas berbagai
segi. Ada yang membedakan berdasarkan ada tidaknya kantong, sehingga dikenal
ada purse seine berkantong dan purse seine tanpa kantong. Tetapi juga ada yang
membedakan berdasarkan jumlah kapal yang digunakan sehingga dikenal one boat
purse seine dan two boat purse seine. Ada pula yang menggolongkan berdasarkan
jenis ikan tujuan penangkapan sehingga kita kenal tuna purse seine, sardine
purse seine dan sebainya. Berdasarkan tipenya, ada tipe Amerika dan tipe Jepang
(Surdiman dan Mallawa, 2000).
Sumberdaya perikanan bedasarkan sifatnya
termasuk salah satu sumberdaya alam yang pengembaliannya tidsk diwarisi atau
dibatasi yang berarti setiap orang secara bebas dapat mengambil sumberdaya
tersebut maka sumberdaya perikanan seringkali disebut sumberdaya milik besama
(Widodo, 2008).
Perikanan merupakan semua kegiatan yang
berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan
lingkungannya mulai dari kegiatan praproduksi, produksi, pengolahan sampai pada
pemasaran yang dilaksanakan pada satu sistem bisnis perikanan (UU Perikanan No. 31 Tahun 2004). Sedangkan
menurut Peraturan Pemerintah RI No. 54 tahun 2002, tentang usaha perikanan
mengatakan bahwa usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum
untuk menangkap atau membudidayakan ikan, termasuk kegiatan menyimpan
mendinginkan atau mengawetkan ikan untuk tujuan komersial.
IV.
Pembahasan
- Manajereal
Manajemen
produksi mencangkup perencanaan produksi dan pengendalian proses produksi.
manajemen merupakan kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar untuk
menghasilkan suatu tujuan yang diharapkan (Handoko,
2003).
sumberdaya
manusia merupakan motor penggerak dalam suatu usaha atau perusahaan baik skala
besar, menengah, maupun skala kecil. menurut Simanjuntak, 1993 faktor tenaga
kerja menduduki tempat yang strategis karena merupakan faktor penentu produksi
dari suatu usaha. dengan demikian dapat dikatakan sumberdaya manusia merupakan
penentu berhasil tidaknya suatu usaha. sumberdya manusia pada konteks ini
adalah tenaga kerja (ABK). jumlah ABK yang berkerja pada tiap unit purse seine
adalah bervariasi dan memiliki pembagian tugas (job Description) sesuai
kemampuan yang dimiliki. tabel berikut menunjukan bahwa, rata-rata jumlah ABK
per unit purse seine di negeri Haria adalah sebanyak 16 orang. Jumlah ABK per
unit berkisar antara 15-20 orang.
Tabel 1. jumlah ABK Unit Usaha Purse Seine
No Res
|
Total Abk (orang)
|
Presentase (%)
|
1
|
20
|
12.2
|
2
|
18
|
11.0
|
3
|
15
|
9.2
|
4
|
17
|
10.4
|
5
|
15
|
9.2
|
6
|
15
|
9.2
|
7
|
17
|
10.4
|
8
|
16
|
9.4
|
9
|
15
|
9.2
|
10
|
15
|
9.2
|
|
16
|
100
|
- Teknis
Dalam kegiatan penagkapan, faktor-faktor yang
perlu diperhatikan meliputi penentuan lokasi penangkapan (fishing ground),
frekuensi melaut (trip) dan total tenaga kerja (ABK).
Lokasi penangkapan nelayan purse seine di negeri Haria, biasanya bekisar pada
perairan Negeri Haria, Pulau Saparua, Nusalaut, Pulau Haruku, dan Hutumuri.
Bentuk alat bantu penangkapan ikan adalah sero gantung dan lampu petromaks,
berkaitan dengan sifat ikan adalah fototaksis positif atau suka mendekati
cahaya. Selain itu, indikator yang digunakan untuk mengetahui gerombolan ikan
disuatu perairan yakni, adanya burung yang menukik-nukik di permukaan air.
- Produksi
Salah satu ciri
usaha perikanan adalah bersifat musiman. Pada musim tertentu total hasil
tangkapan semakin meningkat dan pada misim tertentu pula total hasil tangkapan
akan menurun. Berdasarkan hasil yang ada maka, frekuensi melaut (trip) nelayan
purse seine tergantung pada musim. Bulan Agustus – Januari (Pancaroba I)
merupakan musim iakan (MI), sedangkan bulan Februari – juli (Pancaroba II) adalah
musim kurang ikan (MKI). Musim ikan frekuensi melaut lebih banyak bila
dibandingkan dengan musim kurang ikan. Perbedaan tersebut disebabkan pada musim
kurang ikan angin bertiup kencangdisertai dengan lautan yang berombak sehingga
operasi penangkapan terganggu, dan ikan berimigrasi ke perairan yang dianggap
lebih tenang. Sedangkan pada musim ikan, kondisi perairan yang tenang dan tidak
berombak sehingga gerombolan ikan selalu berada disekitar daerah penangkapan.
Rata-rata frekuensi melaut musim ikan sebanyak 12 trip/ bulan dan musim kurang
ikan rata-rata 10 trip/ bulan.
Pembagian
hasil atau upah tenaga kerja merupakan bagian dari suatu usaha. Upah tenaga
kerja diberikan berdasarkan sistem bagi hasil tangkapan dari setiap unit purse
seine per trip. Berdasarkan hasil penelitian maka sistem bagi hasil terbagi
atas 2 (dua) cara yaitu 50 % : 50% untuk nelayan pemilik dan 50% untuk ABK
dibagi berdasarkan tugas yang dilakukan dalam opersi penagngkapan. Sedangkan
sistem bagihasil pada penangkapan yang menggunakan alat bantu sero gantung
sistem bagi hasilnya adalah 42,5 % untuk nelayan pemilik, 42,5 % untuk ABK dan
15 % untuk sero gantung.
- Finansial
Biaya Investasi
Investasi
merupakan modal kerja parmanen atau biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan
barang investasi. Besar investasi awal yang dibutuhkan pada satu unit purse
seine adalah bervariasi. Hal ini terlihat dari jenis dan jumlah barang nodal
yang digunakan oleh nelayan.
Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk
membiayai seluruh kegiatan produksi. Biaya produksi yang dihitung dalam opersi
penangkapan dibagi atass dua yaitu : Biaya Variabel (variable cost) dan Biaya
tetap (fixed cost).
·
Biaya
Variabel (variable cost)
Biaya
vaeiabel adalah biaya yang nilainya dapat berubah sesuai perubahan jumlah
produksi seperti biaya mencangkup BBm (solar, minyak tanah, dan oli).
Besar biaya variabel pada setiap unit penangkapan
selalu berbeda secara proposional. Hal ini terlihat dari penggunaan
faktor-faktor produksi seperti frekuensi melaut (trip) serta upah tenaga kerja.
·
Biaya
tetap (fixed cost)
Biaya tetap
adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi tetapi sifstnya
tidak terpengaruh oleh jumlah suatu produk yang dihasilkan.
Biaya ini dianggarkan atau dikeluarkan setiap tahun
selama umur produksi, yang terdiri dari biaya perawatan dan biaya penyusutan.
Tabel 2. Komponen Biaya Usaha
Purse Seine
No
|
Jenis Biaya
|
MI (Rp)
|
MKI (Rp)
|
Presentasi (%) MI
|
Presentasi (%) MKI
|
1
|
Biaya tetap
|
Rp 7.949.000
|
Rp 3.974.500
|
66,7
|
33,3
|
2
|
Biaya variabel
|
Rp 21.857.500
|
Rp 7.425.5000
|
74,6
|
25,4
|
3
|
Biaya total
|
Rp 30.996.450
|
Rp 22.202.600
|
58,3
|
41,7
|
- Manajemen Pemasaran
Pemasaran
adalah suatu proses sosial dan manajereal dengan mana individu memperoleh apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan
produk dengan pihak lain (Kasmir dan Jakfar, 2006). Sifat produk perikanan
adalah mudah rusak, sehingga tidak dapat disimpan dalam wktu yang lama. Oleh
karena itu saluran pemasaran harus efisien mungkin agar mutu ikan pada saat
tiba di tangan konsumen tetap terjamin. Ikan hasil tangjkapan unit usaha purse
seine di negeri Haria dijual langsung kepada jibu-jibu kemudian ke konsumen.
Apabila musim ikan rantai pemasaranya adalah nelayan, kemudian kepedagang
pengumpul dan selanjutnya ke konsumen.
V.
Penutup
- Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang ada, dapat disimpulkan bahwa :
- Aspek manajemen usaha purse seine di negeri Haria berdasaerkan indikator sosial, maka nelayan pemilik memilki inur yang produktif, walaupun tingkat pendidikan masih dikatagorikan rendah. Sedangkan indikator ekonomi menunjukan bahwa tiap responden memiliki rumah yang parmanen.
- Aktifitas penangkapan nelayan purse seine di negeri Haria tergantung pada musim. Rata-rata operasi penangkapan yang dilakukan pada musim ikan sebanyak 21 kali dan musim kurang ikan sebanyak 10 kali. Musim ikan terjadi pada bulan september, Oktober dan bulan November, sedangkan musim kurang ikan berlangsung pada bulan Mei sampai bulan Juli.
- Investasi rata-rata yang dibutuhkan usaha perikanan purse seine sebesar Rp. 72.120.000, dengan rata-rata nilai penyusutan sebesar Rp. 13.870.000.
- Sistem bagi hasil di negeri Haria terbagi atas dua cara yaitu : yang pertama 50% : 50% (pemilik ABK) dan kedua 42,5 % : 15% (pemilik:ABK:Sero gantong). Rata-rata pendapatan pemilik bedasarkan sistim bagi hasil musim ikan sebesar Rp. 118.556.724,- dan rata-rata pendapatan pemilik musim kurang ikan sebesar Rp. 66.038.881. sedangkan rata-rata pendapatan ABK pada musim ikan sebesar Rp. 48.331.391,- dan rata-rata pendapatan ABK pada musim kurang ikan sebesar Rp. 29.624.597.
- Saran
- usaha perikanan purse seine di negeri Haria merupakan suatu usaha yang dapat memperbaiki ekonomi masyarakat nelayan. Oleh karena itu, manajemen usaha yang baik perlu diterapkan oleh setiap pengusaha (nelayan pemilik) yang bersifat teknis bagi pengembangan usaha ini usaha ini ke depan.
- diharapkan adanya perhatian dari pemerintah terutama instusi terkait dalam hal ini dinas perikanan untuk menunjang usaha ini dalam bentuk bantuan modal dan menyediakan sarana dan prasarana produksi bagi pengembangan usaha perikanan purse seine di negeri Haria.
Ok
BalasHapus